KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan perkenan-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tentang Pengembangan Bahan Ajar ini yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan
untuk membekali mahasiswa agar memiliki pemahaman tentang pengembangan bahan
ajar di SD. Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang
relevan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pakar yang
karya-karyanya digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan makalah ini, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami berharap ilmu yang kami
tuangkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dan dapat
mempermudah mempelajari materi perkuliahan dan pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan perolehan hasil belajar yang baik.
Penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah kami
selanjutnya, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta,
Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bahan Ajar/Materi Pembelajaran........................................................... 3
B. Karakteristik
Bahan Pembelajaran SD.................................................................... 4
C. Bentuk
Bahan Pembelajaran SD............................................................................. 5
D. Prinsip-prinsip
Pemilihan Bahan Ajar...................................................................... 8
E. Langkah-langkah
Pemilihan Bahan Ajar................................................................. 8
F. Menentukan
Cakupan dan Urutan Bahan Ajar....................................................... 12
G. Sumber
Bahan Ajar................................................................................................. 13
H. Komponen
dan Faktor Sumber Bahan Ajar............................................................ 14
I. Strategi
dalam Memanfaatkan Bahan Ajar............................................................. 17
J. Materi
Prasyarat, Perbaikan dan Pengayaan............................................................ 19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 21
B. Saran........................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kegiatan
belajar mengajar, sebenarnya siswa berada pada kondisi yang baik, sebab secara
sengaja atau tidak sengaja masing-masing pihak berada dalam suasana belajar.
Jadi guru walaupun dikatakan pengajar sebenarnya tidak langsung juga melakukan
belajar.
Peran guru dan peran siswa sangat berkaitan karena dalam pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas belajar yang sangat bervariasi misalnya, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru dalam mendemonstrasikan, melakukan latihan, membaca, menulis, menggambar, mengerjakan soal, mengkaji bahan cetak, dan sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau penceramah saja. Guru dalam menjalankan proses pembelajaran membutuhkan suatu bahan ajar karena digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut hasil pengajaran
Peran guru dan peran siswa sangat berkaitan karena dalam pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas belajar yang sangat bervariasi misalnya, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru dalam mendemonstrasikan, melakukan latihan, membaca, menulis, menggambar, mengerjakan soal, mengkaji bahan cetak, dan sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau penceramah saja. Guru dalam menjalankan proses pembelajaran membutuhkan suatu bahan ajar karena digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut hasil pengajaran
Materi
pembelajaran atau bahan ajar merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah
dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, materi pembelajaran
merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting artinya untuk mencapai
tujuan-tujuan pengajaran. Materi pembelajaran terdiri dari fakta-fakta,
generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya. Di samping materi
pembelajaran, unsur atau komponen lain yang perlu dikembangkan dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan instruksional adalah kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya
kegiatan pembelajaran yang tepat, maka sulit bagi siswa untuk dapat memahami
materi pembelajaran yang disediakan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Menjelaskan pengertian bahan pembelajaran di SD.
2. Menjelaskan karakteristik bahan pembelajaran di SD.
3. Menjelaskan pengembangan bahan pembelajaran di SD.
1. Menjelaskan pengertian bahan pembelajaran di SD.
2. Menjelaskan karakteristik bahan pembelajaran di SD.
3. Menjelaskan pengembangan bahan pembelajaran di SD.
C.
Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, karakteristik dan macam-macam bentuk bahan pembelajaran di Sekolah Dasar.
Dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, karakteristik dan macam-macam bentuk bahan pembelajaran di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A. Pengertian Bahan Ajar/Materi
Pembelajaran (Instructional Material)
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Menurut Sungkono dkk (2003:1), bahan pembelajaran
adalah seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang
“didesain” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan pembelajaran memuat
materi, pesan atau isi mata pelajaran. Dengan kata “didesain” dapat diketahui
bahwa bahan pembelajaran juga dapat diwujudkan berupa media pembelajaran, alat
peraga pembelajaran yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses
pembelajaran, dan sumber belajar yang membantu guru dan siswa dalam
pembelajaran. Bahan pembelajaran sekolah dasar merupakan seperangkat bahan yang
memuat materi atau isi pembelajaran sekolah dasar (sesuai kurikulum SD ) yang
“didesain” dalam bentuk bahan yang digunakan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah dasar. Ada dua
bentuk bahan pembelajaran yaitu :
1.
Bahan pembelajaran yang “didesain”
lengkap, artinya bahan pembelajaran yang memuat semua komponen pembelajaran
secara utuh, meliputi : tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran,
latihan dan tugas, dan umpan balik. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini
adalah, modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran,
pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis web/internet.
2.
Bahan pembelajaran yang “didesain” tidak
lengkap, artinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk sumber belajar,
media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika
guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok bahan
pembelajaran ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar
dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe, model kerangka
manusia, dan sebagainya. Misalnya, guru akan mengajarkan materi tentang
pulau-pulau besar di Indonesia. Peta dapat diklarifikasikan sebagai bentuk
desain bahan pembelajaran yang berisi materi tentang kepulauan Indonesia. Bahan
pembelajaran perlu dikembangkan dan organisasi secara mantap dan matang agar
pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai.
B.
Karakteristik
Bahan Pembelajaran SD
Pembelajaran
di Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan
pembelajaran di Sekolah Menengah. Hal ini disebabkan karena karakteristik
siswa SD berbeda dengan siswa sekolah
menengah. Secara institusional tujuan
pembelajaran di sekolah dasar lebih ke arah pengembangan potensi dasar
para siswa SD, karena potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar
dan pembelajaran pada tingkat pendidikan selanjutnya. Apabila
belajar dan pembelajaran di SD tidak
dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga potensi dasar
tidak berkembang dikhawatirkan menjadi penghambat bagi perkembangan
siswa selanjutnya, khususnya dalam mengikuti
program-program belajar dan pembelajaran di
sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Berdasarkan
alasan-alasan di atas, maka bahan pembelajaran SD hendaknya memiliki
karakteristik bahan pembelajaran sebagaimana bahan pembelajaran pada
umumnya tapi memperhatikan karakteristik siswa SD seperti berikut ini.
1. SD
Bahan pembelajaran hendaknya memiliki
karakteristik dapat membelajarkan sendiri para siswa (self instructional), artinya bahan
pembelajaran SD mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua
bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa SD.
2. Bahan
pembelajaran bersifat lengkap, sehingga memungkinkan siswa tidak perlu
lagi mencari sumber bahan lain. Hal ini
dimaksudkan agar tidak mempersulit siswa dalam
belajar, meskipun pada sisi lain dapat
mematikan kreativitas siswa. Dengan sifat lengkap
bahan pembelajaran juga dapat mengatasi
kekurangan buku pelajaran di SD.
3. Bahan
pembelajaran bersifat fleksibel, artinya dapat digunakan
baik untuk belajar klasikal, kelompok dan
mandiri.
4. Desain bahan pembelajaran
SD dibuat dalam format yang sederhana tidak terlalu
kompleks dan detail, yang penting bahan
pembelajaran SD mampu merangsang perkembangan seluruh
potensi dasar siswa SD. Misalnya, mengembangkan
potensi berbahasa, berimajinasi, berpikir kritis,
aktif dan kreatif, dan potensi-potensi lain yang mendasari
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.
5. Tampilan
bahan pembelajaran SD harus menarik
perhatian siswa, misalnya dengan desain sampul bergambar,
berwarna-warni, dihiasi gambar-gambar yang disenangi anak-anak SD
(gambar binatang kesayangan, dan sebagainya).
C. Bentuk Bahan Pembelajaran SD
Dalam uraian ini
akan dibahas format bahan pembelajaran dalam bentuk: media
sederhana, media grafis, media cetak, media
audio, media video, dan media berbasis komputer.
1.
Format Media Sederhana
Alat
peraga visual yang digunakan guru sering
diambil dari lingkungan sekitar yang relevan dengan materi
pelajaran dan dalam bentuk benda-benda nyata. Misalnya, batu-batuan,
tumbuh-tumbuhan, binatang yang diawetkan, dan benda-benda lainnya. Alat peraga
ini merupakan kelompok bahan pembelajaran dengan format tidak lengkap,
karena hanya menampilkan desain visual belaka dan tidak dilengkapi dengan komponen
pembelajaran yang lain. Akan tetapi bila di lingkungan
sekitar tidak didapatkan alat peraga, maka guru
berusaha mengembangkan alat peraga sederhana,
asal dapat dan mampu membantu menjelaskan
materi pelajaran yang bersifat abstrak.
Misalnya, obyek, specimen,
mock up, model
tiruan (globe, kerangka manusia), bak
pasir, ritatoon (gambar
cerita), rotatoon
(gambar seri yang diputar), herbarium, insektarium, dan sebagainya.
Alat-alat peraga tersebut
nampaknya masih memungkinkan untuk dikembangkan
sebagai bahan ajar di sekolah dasar,
apalagi efektivitasnya masih tinggi dalam menanamkan konsep/materi
pelajaran untuk siswa sekolah dasar.
Kelebihan
alat peraga sederhana diantaranya:
a.
Mudah diperoleh di lingkungan sekolah
b.
Lebih realistis sehingga mudah dipahami
c.
Relatif murah, sehingga mampu dikembangkan oleh sekolah
2.
Format Media Grafis
Media
grafis adalah betuk bahan pembelajaran yang
didesain dalam bentuk gambar dan tulisan hasil
gambar dan tulisan tangan. Guru dapat
menggambar berbagai bentuk benda yang tidak
mungkin diperoleh benda aslinya di sekitar
sekolah. Guru dapat menggambar binatang buas yang
berbahaya bila dipelajari secara langsung. Guru
dapat menggambar benda planet seperti
matahari, bulan, bintang yang jauh di langit,
dan guru dapat menggambar benda-benda lain
yang cocok dengan materi yang diajarkan. Beberapa media pembelajaran yang
termasuk kelompok media grafis adalah sebagai berikut: gambar/foto, sketsa,
diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel,
papan buletin. Kelebihan media grafis tidak ubahnya media sederhana, yaitu mudah
dibuat sendiri oleh guru, bahan mudah diperoleh
di sekitar sekolah, murah harganya dan terjangkau oleh sekolah, dan sebagainya.
3.
Format Bahan Pembelajaran Cetak
Bahan
pembelajaran dapat juga didesain dengan format media cetak. Bahan
pembelajaran dengan format ini lebih menekankan
pada teknis produksi media melalui proses
cetak (printed material).
Beberapa contoh media cetak ini antara lain
surat kabar, majalah, brosur, makalah, buku
teks, dan sebagainya.
Pada
perkembangan di bidang pendidikan dan pembelajaran, media cetak ini
dimanfaatkan untuk pengembangan bahan pembelajaran
di sekolah. Bahan pembelajaran dengan format
media cetak yang sekarang dikembangkan di
sekolah-sekolah antara lain, buku pelajaran, modul pembelajaran, hand out, LKS (Lembar Kerja Siswa), majalah
sekolah, dan sebagainya.
Kelebihan
bahan pembelajaran cetak antara lain:
a.
Dapat untuk pembelajaran mandiri,
b. Dapat melengkapi kegiatan
pembelajaran dengan berbagai sumber bahan cetak,
c. Bahan cetak lebih ekonomis,
bila memuat banyak gambar, chart, peta,
diagram atau gambar lain, dibanding dengan menyiapkan slide, film strip atau
film.
4.
Format Bahan Pembelajaran Audio
Media
audio sangat berkaitan dengan indera pendengaran. Ada beberapa jenis
media yang termasuk kelompok media audio, antara lain: radio, tape recorder, piringan hitam,
laboratorium bahasa, CD audio pembelajaran. Untuk pembelajaran di
sekolah dasar media audio yang mungkin
dapat dikembangkan adalah dengan media rekam audio atau program
kaset audio. Program kaset audio yaitu suatu
program instruksional yang direkam pada pita kaset
audio yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil tape recorder. Kaset audio
banyak digunakan baik untuk program berdiri
sendiri maupun untuk mengiringi gambar-gambar proyeksi seperti gambar,
foto, slide, film strip dan bahan cetak. Kaset
audio dapat juga dipakai untuk belajar
klasikal, kelompok dan perorangan seperti di
laboratorium bahasa.
Secara
garis besar kelebihan media audio khususnya program kaset audio adalah:
a.
Dapat mengembangkan daya imajinasi siswa
b.
Dapat merangsang partisipasi aktif siswa
dalam belajar
c.
Dapat mengerjakan dan menyampaikan
materi yang tidak dapat disampaikan guru
d.
Khusus radio dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu karena daya jangkaunya luas
e.
Khusus media rekaman dapat diputar berulang,
dan dapat dihapus dan diisi ulang
f. Khusus
laboratorium bahasa dapat digunakan belajar dan melatih siswa untuk mendengar
dan berbicara dalam bahasa asing. Agar mendapat program audio
yang baik dan
berkualitas, maka dalam pengembangan media audio
sebaiknya dengan persiapan yang matang
5.
Format Bahan Pembelajaran Video
Media
video adalah salah satu dari jenis media audio-visual.
Media audio-visual seperti film,
televisi, slide suara, permainan simulasi. Video pembelajaran sebagai media audio-visual menampilkan pesan gerak.
Adapun pesan yang disampaikan harus bersifat fakta (kejadian/peristiwa, dan
berita) maupun fiktif (seperti cerita), bersifat informatif, edukatif maupun
instruksional.
Kelebihan
media video pembelajaran adalah:
a.
Dapat menarik perhatian untuk periode yang singkat
b.
Menyajikan informasi dari para ahli/spesialis
c.
Informasi dapat dipersiapkan secara matang melalui proses produksi
d.
Rekaman dapat diputar
berulang-ulang
e. Bisa menyajikan materi atau objek secara dekat
dan bergerak meskipun objek
adalah sesuatu yang berbahaya bagi siswa
adalah sesuatu yang berbahaya bagi siswa
f.
Penyajian dapat diatur, misalnya suara bisa dibesarkan atau dikecilkan,
tayangan bisa dihentikan dan dilanjutkan sesuai kebutuhan.
6.
Format Bahan Pembelajaran Berbasis Komputer
Perkembangan
teknologi informatika telah menghasilkan peralatan canggih yang disebut
komputer. Bagi pembelajaran komputer dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk
mengembangkan program pembelajaran.
D.
Prinsip-Prinsip
Pemilihan Bahan Ajar/Materi
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) prinsip kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi
pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya
keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.
Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan
ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan
artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit,
dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.
E. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru
dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang
benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :
a.
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi
pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa.
Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan
kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
b.
Mengidentifikasi
jenis-jenis materi bahan ajar
Sejalan dengan berbagai jenis aspek
standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis
materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek
kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta,
konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah
materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa
sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi
konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis
prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi
jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut,
misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau
cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif
meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan
penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal,
semi rutin, dan rutin.
c.
Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
Pilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.
Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang
terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang
akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip,
prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada
satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan
diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya.
Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah
memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi
pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan
sistem evaluasi/penilaian yang
berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah
dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics),
sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang
paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan
adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus
dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui
apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur,
aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun
untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1. Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek,
simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran
yang harus diajarkan adalah “fakta”.
Contoh: Nama-nama ibu kota
kabupaten, peristiwa sejarah, nama-nama organ tubuh manusia.
2. Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan
suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau
mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi ? Kalau jawabannya “ya” berarti materi yang harus
diajarkan adalah “konsep”.
Contoh : Seorang guru menunjukkan
beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau
mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang
berakar tunggang.
3. Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan
langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila “ya” maka
materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”.
Contoh: Langkah-langkah mengatasi
permasalahan dalam mewujudkan masyarakat demokrasi; langkah-langkah cara
membuat magnet buatan; cara-cara membuat sabun mandi, cara membaca sanjak, cara
mengoperasikan komputer, dsb.
4. Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara
beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep ? Bila
jawabannya “ya”, berarti materi
pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
Contoh :Hubungan hubungan antara
penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika
permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Cara
menghitung luas persegi panjang. Rumus luas persegi panjang adalah panjang
dikalikan lebar.
5. Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak
berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah?
Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa
aspek afektif, sikap, atau nilai.
Contoh: Ali memilih mentaati
rambu-rambu lalulintas meskpipun terlambat masuk sekolah setelah di sekolah
diajarkan pentingnya mentaati peraturan lalulintas.
6. Apakah
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara
fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan
adalah aspek motorik.
Contoh: Dalam pelajaran lompat
tinggi, siswa diharapkan mampu melompati mistar 125 centimeter. Materi
pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi.
d.
Memilih sumber bahan ajar.
Setelah jenis materi ditentukan
langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran
atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran,
majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.
F.
Menentukan
Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi
pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif
(fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik.
Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam
menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman
materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan
kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah
prinsip kecukupan (adequacy).
Kecukupan (adequacy) atau memadainya
cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek
materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya
penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup
materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari
oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat
penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan
yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang
bersifat prasyarat (prerequisite)
akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami
kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa
akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya
dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural,
dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran
secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan
langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon,
langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan
hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau
dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat
untuk mempelajari materi berikutnya.
G. Sumber bahan ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat
diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk
mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai
sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat
disebutkan di bawah ini:
a.
Buku
teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku
teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
b.
Laporan
hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para
peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau
mutakhir.
c.
Jurnal
penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut
berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
d.
Pakar
atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat
dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dan sebagainya.
e.
Profesional
yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan
misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
f.
Buku
kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan
pokok-pokok materi.
g.
Penerbitan
berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan yang banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
h.
Internet
yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran
harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan
tersebut dapat dicetak atau dikopi.
i.
Berbagai
jenis media audio visual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata
pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan
belantara melalui siaran televisi.
j.
Lingkungan
( alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam
menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan
tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan
pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula
tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau
pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari
untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang
telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku,
tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru
menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan
materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
H. Komponen
dan Faktor Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar dapat dipandang sebagai suatu sistem
karena merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen dan
faktor-faktor yang berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Yang
dimaksud dengan komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber
bahan ajar tersebut, dan bagian-bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang
sulit berdiri sendiri-sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan secara
terpisah.
a.
Komponen-komponen
sumber bahan ajar
1) Tujuan, misi atau fungsi sumber
bahan ajar.
Setiap
sumber bahan ajar selalu mempunyai tujuan atau misi yang akan dicapai. Sumber
bahan ajar yang dirancang tampaknya lebih eksplisit daripada sumber bahan ajar
yang dimanfaatkan saja. Seorang narasumber ahli dalam bidang pertanian akan
mempunyai misi untuk berbicara sesuai dengan bidangnya. Bila kita membawa siswa
ke museum purbakala, tentu museum tersebut memiliki tujuan-tujuan yang harus
dipelajari sebelumnya. Tujuan setiap sumber itu selalu ada, baik secara
eksplisit maupun secara implisit. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan
bentuk-bentuk sumber bahan ajar itu sendiri.
2) Bentuk, format, atau keadaan fisik
sumber bahan ajar.
Wujud
sumber bahan ajar secara fisik satu sama lainnya berbeda-beda. Misalnya,
perbelanjaan berbeda dengan kantor bank sekalipun keduanya sama-sama memberikan
informasi mengenai perdagangan. Demikian pula bila mempelajari dokumentasi, tentu
berbeda dengan mengadakan wawancara dengan seseorang. Jadi, keadaan fisik sumber
bahan ajar itu merupakan komponen penting. Penggunaan atau pemanfaatannya
hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu, pembiayaan dan sebagainya.
3) Pesan yang dibawa oleh sumber bahan
ajar
Setiap
sumber bahan ajar selalu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari
oleh para pemakainnya. Komponen pesan merupakan informasi yang penting. Oleh
karena itu, para pemakai sumber bahan ajar hendaknya memperhatikan bagaimana
isi pesan disimak. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: isi pesan harus
sederhana, cukup jelas, lengkap, mudah disimak maknanya. Untuk itu perlu
pengolahan yang sistematis. Sebagai contoh, bila siswa mengamati suatu gejala
sosial di beberapa desa, maka informasi yang diperolehnya itu tidak akan segera
disimpulkan karena memerlukan pengolahan dulu. Lain halnya dengan wawancara
dengan seorang ahli pengetahuan tertentu yang dapat memberikan informasi
lengkap sekaligus, bahkan ahli tersebut dapat menyimpulkannya.
4) Tingkat kesulitan atau kompleksitas
pemakaian sumber bahan ajar
Tingkat
kompleksitas penggunaan sumber bahan ajar barkaitan dengan keadaan fisik dan
pesan sumber bahan ajar. Sejauh mana kompleksitasnya perlu diketahui guna
menentukan apakah sumber bahan ajar itu masih dapat dipergunakan, mengingat
waktu dan biaya yang terbatas. Misalnya, bilamana suatu mata pelajaran sudah
memadai disajikan dalam bentuk media gambar-gambar foto, dengan diktat
tertentu, tidak perlu diputar film yang isi pesannya relatif sama.
b.
Faktor-faktor
yang berpengaruh dalam sumber bahan ajar
1) Perkembangan teknologi.
Perkembangan
teknologi yang amat cepat dewasa ini amat berpengaruh terhadap sumber bahan
ajar yang digunakan. Pada masa lampau jenis sumber bahan ajar yang tidak dirancang
banyak digunakan oleh guru, tetapi sekarang justru sumber bahan ajar yang
dirancang yang lebih banyak dimanfaatkan. Pengaruh teknologi bukan hanya
terhadap bentuk dan jenis-jenis sumber bahan ajar, melainkan juga pada sumber
bahan ajar yang dirancang. Misalnya, mula-mula kita melihat media visual gambar
dalam bentuk film bisu. Dengan adanya penemuan-penemuan teknologi di bidang
rekaman dan pengeras suara maka film,
slides, film strips kemudian
dilengkapi dengan suara. Pemanfaatan video malah lebih praktis dan mudah
dihapus untuk dipergunakan kembali bila perlu. Demikian juga sumber bahan ajar yang
tidak dirancang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Untuk memanfaatkan
kebun botani, wawancara dengan narasumber dapat menggunakan teknik rekaman melalui
fotografi, video atau audio.
2) Nilai budaya setempat
Sumber
bahan ajar dipengaruhi oleh faktor budaya setempat antara lain nilai-nilai
budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Faktor tersebut
berpengaruh terutama pada jenis sumber bahan ajar yang tidak dirancang. Suatu
tempat bekas peninggalan upacara ritual pada masa lampau yang masih dianggap
tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan sulit dipelajari atau
diteliiti sebagai sumber bahan ajar. Demikian pula, berbagai kebudayaan luar
negeri dalam bentuk media film, video, slides, dan lain-lain perlu dilihat dan
dipelajari lebih dahulu, apakah pesan-pesan yang terdapat di dalamnya sesuai
atau bertentangan dengan nilai-nilai budaya setempat.
3) Keadaan ekonomi pada umumnya.
Sumber
bahan ajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, baik secara makro maupun
secara mikro. Keadaan ekonomi tersebut mempengaruhi sumber bahan ajar dalam hal
upaya pengadaannya, jenis atau macamnya, dan upaya menyebarkannya kepada
pemakai. Dengan kata lain: Bagaimana suatu lembaga pendidikan mengadukan suatu
sumber bahan ajar dalam jumlah yang cukup memadai dan bervariasi? Bagaimana
sumber bahan ajar itu dikirimkan, disebarkan kepada para pemakainya? Kedua
pertanyaan itu berkaitan erat dengan dana. Dalam hal-hal tertentu pendayagunaan
sumber bahan ajar yang tidak direncanakan lebih murah daripada memutar film
atau slides yang sengaja direncanakan
sebelumnya.
4) Keadaan pemakai.
Pemakai
sumber bahan ajar jelas memegang peranan penting karena pemakailah yang
memanfaatkannya sehingga dengan demikian sifat pemakai perlu diketahui. Keadaan
dan sifat pemakai akan turut mempengaruhi sumber bahan ajar yang dimanfaatkan,
misalnya: berapa banyak jumlah pemakai sumber bahan ajar itu, bagaimana latar
belakang dan pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan pemakai
memanfaatkan sumber bahan ajar tersebut.
I. Strategi dalam Memanfaatkan Bahan Ajar
Secara garis besar, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua
strategi, yaitu:
a. Strategi
penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
1.
Strategi
urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi
pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian
simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian
diperdalam satu demi satu (Metode global);
2.
Strategi
urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran
lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah
materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan
menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.
3.
Strategi
penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk
jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama
lambang atau simbol, dan sebagainya).
4.
Strategi
penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa
definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham,
dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan,
menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama
sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh
dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise)
misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik,
dan kelima berikan tes.
5.
Strategi
penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis
prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law),
postulat, teorema, dan sebagainya.
6.
Strategi
penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat
melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan
suatu tugas secara urut.
b. Strategi
mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau
dari segi guru, perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan
kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi
pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran.
Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3)
menemukan; dan (4) memilih.
1.
Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu
menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember
paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya.
Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa
adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah,
nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Sebaliknya ada juga
materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat
diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting
siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi
saham, dalil Archimides, dan sebagainya.
2.
Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah
dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses
pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah
untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi
konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu,
penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan.
Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada
kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau
dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau
sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan
mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3.
Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalah menemukan
cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar
tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif.
Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat
membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh
lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling
siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk
mendapatkan air tanah.
4.
Memilih. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang
dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan
ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah
atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dan sebagainya.
J. Materi Prasyarat, Perbaikan, dan Pengayaan
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa
belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan
cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki
pengetahuan prasyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang
diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari
perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah
siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat
(prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki
pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan
pembekalan. Bahan pembekalan (matrikulasi)
dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan
kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi
pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial
disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar
mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial
perlu disediakan modul remidial. Dalam
menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah
menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk
pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun
perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau
disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya
akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran
berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori belajar
yang dianut guru dalam implementasi proses belajar akan mempengaruhi bahan yang
dipelajari, proses yang dilaksanakan dan hasil yang diinginkan. Proses belajar
sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam
belajar. Prses pembelajaran yang dituntut kurikulum saat ini adalah proses
pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh aktifitas siswa berdasarkan
potensi yang dimilikinya. Untuk menunjang proses pembelajaran, bahan ajar
merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan
pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga memungkinkan siswa untuk belajar.
Bentuk bahan ajar yang digunakan bahan ajar cetak, Audio Visual, multimedia, audio dan visual
B.
Saran
Guru harus senantiasa menjadi
pembimbing dan pelatih yang baik bagi para mahasiswa serta guru harus selalu
mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih diingat kelak oleh
subjek belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/langkah-langkah-pemilihan-bahan-ajar/
http://nikmamuhammadjds.blogspot.com/2012/11/makalah-pengembangan-bahan-pembelajaran.htmlhttp://sdbanyuglugur.wordpress.com/2013/05/23/konsep-pengembangan-bahan-ajar/
Ibrahim dan Nana
Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran.
Bandung: SINAR BARU ALGENSINDO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar