Rabu, 09 Oktober 2013

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan perkenan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah tentang Pengembangan Bahan Ajar ini yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.
            Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa agar memiliki pemahaman tentang pengembangan bahan ajar di SD. Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang relevan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pakar yang karya-karyanya digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan makalah ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan hingga terselesaikannya makalah ini.
            Kami berharap ilmu yang kami tuangkan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dan dapat mempermudah mempelajari materi perkuliahan dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan perolehan hasil belajar yang baik.
            Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah kami selanjutnya, untuk itu kami ucapkan terima kasih.





                                                                                    Yogyakarta, Oktober 2013
Penyusun
           


DAFTAR ISI
                                                                                                                                    Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................   i
KATA PENGANTAR........................................................................................................   ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................................   1
C.     Tujuan......................................................................................................................   2
BAB II            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahan Ajar/Materi Pembelajaran...........................................................   3
B.     Karakteristik Bahan Pembelajaran SD....................................................................   4
C.     Bentuk Bahan Pembelajaran SD.............................................................................   5
D.    Prinsip-prinsip Pemilihan Bahan Ajar......................................................................   8
E.     Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar.................................................................   8
F.      Menentukan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar.......................................................   12
G.    Sumber Bahan Ajar.................................................................................................   13
H.    Komponen dan Faktor Sumber Bahan Ajar............................................................   14
I.       Strategi dalam Memanfaatkan Bahan Ajar.............................................................   17
J.       Materi Prasyarat, Perbaikan dan Pengayaan............................................................   19
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................................   21
B.     Saran........................................................................................................................   21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar, sebenarnya siswa berada pada kondisi yang baik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi guru walaupun dikatakan pengajar sebenarnya tidak langsung juga melakukan belajar.
Peran guru dan peran siswa sangat berkaitan karena dalam pembelajaran siswa melaksanakan aktivitas belajar yang sangat bervariasi misalnya, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru dalam mendemonstrasikan, melakukan latihan, membaca, menulis, menggambar, mengerjakan soal, mengkaji bahan cetak, dan sebagainya. Hal tersebut menghendaki peran guru yang lebih dari sekedar sebagai informatory atau penceramah saja. Guru dalam menjalankan proses pembelajaran membutuhkan suatu bahan ajar karena digunakan untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan dari proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut hasil pengajaran
Materi pembelajaran atau bahan ajar merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, materi pembelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Materi pembelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya. Di samping materi pembelajaran, unsur atau komponen lain yang perlu dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan instruksional adalah kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya kegiatan pembelajaran yang tepat, maka sulit bagi siswa untuk dapat memahami materi pembelajaran yang disediakan.

B.     Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian bahan pembelajaran di SD.
2. Menjelaskan karakteristik bahan pembelajaran di SD.
3. Menjelaskan pengembangan bahan pembelajaran di SD.
C.    Tujuan
 Dalam penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, karakteristik dan macam-macam bentuk bahan pembelajaran di Sekolah Dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

A.    Pengertian Bahan Ajar/Materi Pembelajaran (Instructional Material)
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Menurut Sungkono dkk (2003:1), bahan pembelajaran adalah seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan pembelajaran memuat materi, pesan atau isi mata pelajaran. Dengan kata “didesain” dapat diketahui bahwa bahan pembelajaran juga dapat diwujudkan berupa media pembelajaran, alat peraga pembelajaran yang dapat digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran, dan sumber belajar yang membantu guru dan siswa dalam pembelajaran. Bahan pembelajaran sekolah dasar merupakan seperangkat bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran sekolah dasar (sesuai kurikulum SD ) yang “didesain” dalam bentuk bahan yang digunakan siswa dan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah dasar. Ada dua bentuk bahan pembelajaran yaitu :
1.      Bahan pembelajaran yang “didesain” lengkap, artinya bahan pembelajaran yang memuat semua komponen pembelajaran  secara utuh, meliputi : tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran, latihan dan tugas, dan umpan balik. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini adalah, modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis web/internet.
2.      Bahan pembelajaran yang “didesain” tidak lengkap, artinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika guru dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Contoh kelompok bahan pembelajaran ini meliputi, pembelajaran dengan berbagai alat peraga, belajar dengan transparansi, belajar dengan buku teks, peta, globe, model kerangka manusia, dan sebagainya. Misalnya, guru akan mengajarkan materi tentang pulau-pulau besar di Indonesia. Peta dapat diklarifikasikan sebagai bentuk desain bahan pembelajaran yang berisi materi tentang kepulauan Indonesia. Bahan pembelajaran perlu dikembangkan dan organisasi secara mantap dan matang agar pembelajaran tidak melenceng dari tujuan yang hendak dicapai.

B.     Karakteristik Bahan Pembelajaran SD
Pembelajaran di Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang sangat berbeda  dengan pembelajaran di Sekolah Menengah. Hal ini disebabkan karena karakteristik  siswa  SD berbeda  dengan  siswa  sekolah  menengah.  Secara  institusional  tujuan  pembelajaran di sekolah dasar lebih ke arah pengembangan potensi dasar para siswa  SD, karena potensi dasar ini sangat diperlukan untuk belajar dan pembelajaran pada  tingkat  pendidikan  selanjutnya. Apabila  belajar  dan  pembelajaran  di  SD  tidak dilaksanakan  sebagaimana  mestinya,  sehingga  potensi  dasar  tidak  berkembang dikhawatirkan menjadi penghambat bagi perkembangan    siswa selanjutnya, khususnya  dalam  mengikuti  program-program  belajar dan  pembelajaran  di  sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka bahan pembelajaran SD hendaknya memiliki  karakteristik bahan pembelajaran sebagaimana bahan pembelajaran pada umumnya tapi memperhatikan karakteristik siswa SD seperti berikut ini.
1.      SD  Bahan  pembelajaran   hendaknya  memiliki  karakteristik  dapat   membelajarkan sendiri  para siswa (self  instructional), artinya bahan pembelajaran SD mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya semua bahan yang termuat di dalamnya dan diperlukan bagi pembelajaran siswa SD.
2.      Bahan pembelajaran bersifat lengkap, sehingga memungkinkan siswa tidak  perlu lagi mencari  sumber  bahan  lain.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  tidak mempersulit   siswa dalam   belajar,   meskipun   pada   sisi   lain   dapat   mematikan kreativitas  siswa. Dengan  sifat  lengkap  bahan  pembelajaran  juga  dapat  mengatasi kekurangan buku pelajaran di SD.
3.      Bahan  pembelajaran  bersifat  fleksibel, artinya dapat  digunakan  baik  untuk belajar klasikal,   kelompok   dan   mandiri.
4.       Desain   bahan   pembelajaran   SD   dibuat   dalam   format   yang sederhana  tidak terlalu  kompleks  dan  detail,  yang  penting  bahan  pembelajaran  SD mampu merangsang perkembangan  seluruh  potensi  dasar  siswa  SD.  Misalnya, mengembangkan  potensi  berbahasa,  berimajinasi,  berpikir  kritis,  aktif  dan kreatif, dan potensi-potensi lain yang mendasari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tingkat pendidikan selanjutnya.
5.      Tampilan  bahan  pembelajaran  SD  harus  menarik  perhatian  siswa, misalnya dengan desain sampul bergambar, berwarna-warni, dihiasi gambar-gambar yang disenangi  anak-anak  SD  (gambar  binatang  kesayangan,  dan  sebagainya).

C.    Bentuk Bahan Pembelajaran SD
Dalam uraian ini akan dibahas format bahan pembelajaran  dalam  bentuk:  media  sederhana,  media  grafis,  media  cetak,  media audio,  media  video,  dan  media  berbasis  komputer.
1.      Format Media Sederhana
Alat  peraga  visual  yang  digunakan  guru  sering  diambil  dari  lingkungan sekitar yang relevan dengan materi pelajaran dan dalam bentuk benda-benda nyata. Misalnya, batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang yang diawetkan, dan benda-benda lainnya. Alat peraga ini merupakan kelompok bahan pembelajaran dengan format  tidak lengkap, karena hanya menampilkan desain visual belaka dan tidak dilengkapi dengan komponen pembelajaran yang lain. Akan  tetapi  bila  di  lingkungan  sekitar  tidak  didapatkan  alat peraga,  maka guru  berusaha  mengembangkan  alat  peraga sederhana,  asal  dapat  dan mampu  membantu  menjelaskan  materi  pelajaran  yang  bersifat  abstrak.  Misalnya, obyek,  specimen,  mock  up,  model  tiruan  (globe,  kerangka  manusia),  bak  pasir, ritatoon   (gambar   cerita),   rotatoon   (gambar   seri   yang   diputar),   herbarium, insektarium,    dan    sebagainya.    Alat-alat    peraga    tersebut    nampaknya    masih memungkinkan  untuk  dikembangkan  sebagai  bahan  ajar  di  sekolah  dasar,  apalagi efektivitasnya masih tinggi dalam menanamkan konsep/materi pelajaran untuk siswa sekolah dasar.
Kelebihan alat peraga sederhana diantaranya:
a.   Mudah diperoleh di lingkungan sekolah
b.   Lebih realistis sehingga mudah dipahami
c.   Relatif murah, sehingga mampu dikembangkan oleh sekolah
2.      Format Media Grafis
Media  grafis  adalah  betuk  bahan  pembelajaran  yang  didesain  dalam  bentuk gambar dan  tulisan  hasil  gambar  dan  tulisan  tangan.  Guru  dapat  menggambar berbagai bentuk  benda  yang  tidak  mungkin  diperoleh  benda  aslinya  di  sekitar sekolah.  Guru dapat  menggambar  binatang  buas  yang  berbahaya  bila  dipelajari secara  langsung. Guru  dapat  menggambar  benda  planet  seperti  matahari,  bulan, bintang  yang  jauh  di langit,  dan  guru  dapat  menggambar  benda-benda  lain  yang cocok dengan materi yang diajarkan. Beberapa media pembelajaran yang termasuk kelompok media grafis adalah sebagai berikut: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flanel, papan buletin. Kelebihan media grafis tidak ubahnya media sederhana, yaitu mudah  dibuat  sendiri  oleh  guru,  bahan  mudah diperoleh di sekitar sekolah, murah harganya dan terjangkau oleh sekolah, dan sebagainya.
3.      Format Bahan Pembelajaran Cetak
Bahan pembelajaran dapat juga didesain dengan format  media cetak. Bahan pembelajaran  dengan  format  ini  lebih  menekankan  pada  teknis  produksi  media melalui   proses   cetak   (printed   material).   Beberapa contoh media  cetak  ini  antara lain  surat  kabar,  majalah, brosur,  makalah,  buku  teks,  dan sebagainya.
Pada perkembangan di bidang pendidikan dan pembelajaran, media cetak ini dimanfaatkan  untuk  pengembangan  bahan  pembelajaran  di  sekolah. Bahan pembelajaran  dengan  format  media  cetak  yang  sekarang dikembangkan di sekolah-sekolah antara lain, buku pelajaran,  modul pembelajaran, hand out, LKS (Lembar Kerja Siswa), majalah sekolah, dan sebagainya.
Kelebihan bahan pembelajaran cetak antara lain:
a. Dapat untuk pembelajaran mandiri,
b.  Dapat  melengkapi  kegiatan  pembelajaran  dengan  berbagai  sumber bahan cetak,
c.  Bahan  cetak  lebih  ekonomis,  bila  memuat  banyak  gambar,  chart,  peta, diagram atau gambar lain, dibanding dengan menyiapkan slide, film strip atau film.
4.      Format Bahan Pembelajaran Audio
Media audio sangat berkaitan dengan indera  pendengaran. Ada beberapa jenis media yang termasuk kelompok media audio, antara lain: radio, tape recorder, piringan hitam, laboratorium bahasa, CD audio pembelajaran. Untuk pembelajaran  di  sekolah  dasar media  audio  yang  mungkin  dapat  dikembangkan adalah dengan media rekam audio atau program kaset audio. Program  kaset  audio  yaitu  suatu  program  instruksional yang  direkam  pada pita kaset audio yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil tape  recorder. Kaset  audio  banyak  digunakan  baik  untuk program  berdiri  sendiri maupun untuk mengiringi gambar-gambar proyeksi seperti gambar, foto, slide, film strip  dan  bahan  cetak.  Kaset  audio  dapat  juga  dipakai  untuk belajar  klasikal, kelompok  dan  perorangan  seperti  di  laboratorium bahasa.
Secara garis besar kelebihan media audio khususnya program kaset audio adalah:
a.    Dapat mengembangkan daya imajinasi siswa
b.   Dapat merangsang partisipasi aktif siswa dalam belajar
c.    Dapat mengerjakan dan menyampaikan materi yang tidak dapat disampaikan guru
d.   Khusus radio dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu karena daya jangkaunya luas
e.    Khusus media rekaman dapat diputar berulang, dan dapat dihapus dan diisi ulang
f.          Khusus laboratorium bahasa dapat digunakan belajar dan melatih siswa untuk mendengar dan berbicara dalam bahasa asing. Agar  mendapat  program  audio  yang  baik  dan  berkualitas,  maka  dalam pengembangan  media  audio  sebaiknya  dengan persiapan  yang  matang
5.      Format Bahan Pembelajaran Video
Media video adalah salah satu dari jenis media audio-visual. Media audio-visual seperti film, televisi, slide suara, permainan simulasi. Video pembelajaran sebagai media audio-visual menampilkan pesan gerak. Adapun pesan yang disampaikan harus bersifat fakta (kejadian/peristiwa, dan berita) maupun fiktif (seperti cerita), bersifat informatif, edukatif maupun instruksional.
Kelebihan media video pembelajaran adalah:
a.  Dapat menarik perhatian untuk periode yang singkat
b.  Menyajikan informasi dari para ahli/spesialis
c.  Informasi dapat dipersiapkan secara matang melalui proses produksi
d.         Rekaman dapat diputar berulang-ulang
e.  Bisa menyajikan materi atau objek secara dekat dan bergerak meskipun objek
adalah sesuatu yang berbahaya bagi siswa
f. Penyajian dapat diatur, misalnya suara bisa dibesarkan atau dikecilkan, tayangan bisa dihentikan dan dilanjutkan sesuai kebutuhan.
6.      Format Bahan Pembelajaran Berbasis Komputer
Perkembangan teknologi informatika telah menghasilkan peralatan canggih yang disebut komputer. Bagi pembelajaran komputer dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan program pembelajaran.

D.    Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar/Materi
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c) prinsip kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

E.     Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar
Materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru dan harus dipelajari siswa hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi :
a.       Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
b.      Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987). Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon, penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.
c.       Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan  perlu diidentifikasi  apakah termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan lebih daripada  satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi/penilaian  yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk mengajarkan prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang paling mudah untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran:
1.      Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa? Kalau jawabannya “ya” maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah “fakta”.
Contoh: Nama-nama ibu kota kabupaten, peristiwa sejarah, nama-nama organ tubuh manusia.
2.      Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan atau mengelompokkan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi ? Kalau  jawabannya “ya” berarti materi yang harus diajarkan adalah “konsep”.
Contoh : Seorang guru menunjukkan beberapa tumbuh-tumbuhan kemudian siswa diminta untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan mana yang termasuk tumbuhan berakar serabut dan mana yang berakar tunggang.
3.      Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menjelaskan atau melakukan langkah-langkah atau prosedur secara urut atau membuat sesuatu ? Bila “ya” maka materi yang harus diajarkan adalah “prosedur”.
Contoh: Langkah-langkah mengatasi permasalahan dalam mewujudkan masyarakat demokrasi; langkah-langkah cara membuat magnet buatan; cara-cara membuat sabun mandi, cara membaca sanjak, cara mengoperasikan komputer, dsb.
4.      Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep, atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep ? Bila jawabannya  “ya”, berarti materi pembelajaran yang harus diajarkan termasuk dalam kategori “prinsip”.
Contoh :Hubungan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga akan naik. Cara menghitung luas persegi panjang. Rumus luas persegi panjang adalah panjang dikalikan lebar.
5.      Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan berupa aspek afektif, sikap, atau nilai.
Contoh: Ali memilih mentaati rambu-rambu lalulintas meskpipun terlambat masuk sekolah setelah di sekolah diajarkan pentingnya mentaati peraturan lalulintas.
6.      Apakah kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa berupa melakukan perbuatan secara fisik? Jika jawabannya “Ya”, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah aspek motorik.
Contoh: Dalam pelajaran lompat tinggi, siswa diharapkan mampu melompati mistar 125 centimeter. Materi pembelajaran yang harus diajarkan adalah teknik lompat tinggi.
d.      Memilih sumber bahan ajar.
Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dan sebagainya.


F.     Menentukan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy). Kecukupan (adequacy) atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan dalam pengertian. Cukup tidaknya aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang harus dipelajari oleh murid terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari. Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan hierarkis. Pendekatan prosedural yaitu urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan kamera video. Sedangkan pendekatan hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

G.    Sumber bahan ajar
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya, sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
a.       Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.
b.      Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.
c.       Jurnal penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
d.      Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya.
e.       Profesional yaitu orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
f.       Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi.
g.      Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan yang banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
h.      Internet yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai mata pelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
i.        Berbagai jenis media audio visual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.
j.        Lingkungan ( alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi). Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.

H.    Komponen dan Faktor Sumber Bahan Ajar
Sumber bahan ajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang berhubungan dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Yang dimaksud dengan komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber bahan ajar tersebut, dan bagian-bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri-sendiri sekalipun mungkin dapat dipergunakan secara terpisah.
a.       Komponen-komponen sumber bahan ajar
1)      Tujuan, misi atau fungsi sumber bahan ajar.
Setiap sumber bahan ajar selalu mempunyai tujuan atau misi yang akan dicapai. Sumber bahan ajar yang dirancang tampaknya lebih eksplisit daripada sumber bahan ajar yang dimanfaatkan saja. Seorang narasumber ahli dalam bidang pertanian akan mempunyai misi untuk berbicara sesuai dengan bidangnya. Bila kita membawa siswa ke museum purbakala, tentu museum tersebut memiliki tujuan-tujuan yang harus dipelajari sebelumnya. Tujuan setiap sumber itu selalu ada, baik secara eksplisit maupun secara implisit. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan bentuk-bentuk sumber bahan ajar itu sendiri.
2)      Bentuk, format, atau keadaan fisik sumber bahan ajar.
Wujud sumber bahan ajar secara fisik satu sama lainnya berbeda-beda. Misalnya, perbelanjaan berbeda dengan kantor bank sekalipun keduanya sama-sama memberikan informasi mengenai perdagangan. Demikian pula bila mempelajari dokumentasi, tentu berbeda dengan mengadakan wawancara dengan seseorang. Jadi, keadaan fisik sumber bahan ajar itu merupakan komponen penting. Penggunaan atau pemanfaatannya hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu, pembiayaan dan sebagainya.
3)      Pesan yang dibawa oleh sumber bahan ajar
Setiap sumber bahan ajar selalu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh para pemakainnya. Komponen pesan merupakan informasi yang penting. Oleh karena itu, para pemakai sumber bahan ajar hendaknya memperhatikan bagaimana isi pesan disimak. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: isi pesan harus sederhana, cukup jelas, lengkap, mudah disimak maknanya. Untuk itu perlu pengolahan yang sistematis. Sebagai contoh, bila siswa mengamati suatu gejala sosial di beberapa desa, maka informasi yang diperolehnya itu tidak akan segera disimpulkan karena memerlukan pengolahan dulu. Lain halnya dengan wawancara dengan seorang ahli pengetahuan tertentu yang dapat memberikan informasi lengkap sekaligus, bahkan ahli tersebut dapat menyimpulkannya.
4)      Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber bahan ajar
Tingkat kompleksitas penggunaan sumber bahan ajar barkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber bahan ajar. Sejauh mana kompleksitasnya perlu diketahui guna menentukan apakah sumber bahan ajar itu masih dapat dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas. Misalnya, bilamana suatu mata pelajaran sudah memadai disajikan dalam bentuk media gambar-gambar foto, dengan diktat tertentu, tidak perlu diputar film yang isi pesannya relatif sama.
b.      Faktor-faktor yang berpengaruh dalam sumber bahan ajar
1)      Perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi yang amat cepat dewasa ini amat berpengaruh terhadap sumber bahan ajar yang digunakan. Pada masa lampau jenis sumber bahan ajar yang tidak dirancang banyak digunakan oleh guru, tetapi sekarang justru sumber bahan ajar yang dirancang yang lebih banyak dimanfaatkan. Pengaruh teknologi bukan hanya terhadap bentuk dan jenis-jenis sumber bahan ajar, melainkan juga pada sumber bahan ajar yang dirancang. Misalnya, mula-mula kita melihat media visual gambar dalam bentuk film bisu. Dengan adanya penemuan-penemuan teknologi di bidang rekaman dan pengeras suara maka film, slides, film strips kemudian dilengkapi dengan suara. Pemanfaatan video malah lebih praktis dan mudah dihapus untuk dipergunakan kembali bila perlu. Demikian juga sumber bahan ajar yang tidak dirancang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Untuk memanfaatkan kebun botani, wawancara dengan narasumber dapat menggunakan teknik rekaman melalui fotografi, video atau audio.
2)      Nilai budaya setempat
Sumber bahan ajar dipengaruhi oleh faktor budaya setempat antara lain nilai-nilai budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Faktor tersebut berpengaruh terutama pada jenis sumber bahan ajar yang tidak dirancang. Suatu tempat bekas peninggalan upacara ritual pada masa lampau yang masih dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan sulit dipelajari atau diteliiti sebagai sumber bahan ajar. Demikian pula, berbagai kebudayaan luar negeri dalam bentuk media film, video, slides, dan lain-lain perlu dilihat dan dipelajari lebih dahulu, apakah pesan-pesan yang terdapat di dalamnya sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai budaya setempat.
3)      Keadaan ekonomi pada umumnya.
Sumber bahan ajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, baik secara makro maupun secara mikro. Keadaan ekonomi tersebut mempengaruhi sumber bahan ajar dalam hal upaya pengadaannya, jenis atau macamnya, dan upaya menyebarkannya kepada pemakai. Dengan kata lain: Bagaimana suatu lembaga pendidikan mengadukan suatu sumber bahan ajar dalam jumlah yang cukup memadai dan bervariasi? Bagaimana sumber bahan ajar itu dikirimkan, disebarkan kepada para pemakainya? Kedua pertanyaan itu berkaitan erat dengan dana. Dalam hal-hal tertentu pendayagunaan sumber bahan ajar yang tidak direncanakan lebih murah daripada memutar film atau slides yang sengaja direncanakan sebelumnya.
4)      Keadaan pemakai.
Pemakai sumber bahan ajar jelas memegang peranan penting karena pemakailah yang memanfaatkannya sehingga dengan demikian sifat pemakai perlu diketahui. Keadaan dan sifat pemakai akan turut mempengaruhi sumber bahan ajar yang dimanfaatkan, misalnya: berapa banyak jumlah pemakai sumber bahan ajar itu, bagaimana latar belakang dan pengalaman pemakai, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan pemakai memanfaatkan sumber bahan ajar tersebut.

I.       Strategi dalam Memanfaatkan Bahan Ajar
Secara garis besar, dalam memanfaatkan bahan ajar terdapat dua strategi, yaitu:
a.   Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, diantaranya:
1.      Strategi urutan penyampaian simultan yaitu jika guru harus menyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan penyampaian simultan, materi secara keseluruhan disajikan secara serentak, baru kemudian diperdalam satu demi satu (Metode global);
2.      Strategi urutan penyampaian suksesif, jika guru harus manyampaikan materi pembelajaran lebih daripada satu, maka menurut strategi urutan panyampaian suksesif, sebuah materi satu demi satu disajikan secara mendalam baru kemudian secara berurutan menyajikan materi berikutnya secara mendalam pula.        
3.      Strategi penyampaian fakta, jika guru harus manyajikan materi pembelajaran termasuk jenis fakta (nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dan sebagainya).
4.      Strategi penyampaian konsep, materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep adalah agar siswa paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah mengajarkan konsep: Pertama sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes.
5.      Strategi penyampaian materi pembelajaran prinsip, termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dan sebagainya.
6.      Strategi penyampaian prosedur, tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal. Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut.
b. Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari segi guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan guru menyampaikan atau mengajarkan kepada siswa. Sebaliknya, ditinjau dari segi siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi dengan materi pembelajaran. Secara khusus dalam mempelajari materi pembelajaran, kegiatan siswa dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu : (1) menghafal; (2) menggunakan; (3) menemukan; dan (4) memilih.
1.     Menghafal (verbal parafrase). Ada dua jenis menghafal, yaitu menghafal verbal (remember verbatim) dan menghafal parafrase (remember paraphrase). Menghafal verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi pembelajaran yang memang harus dihafal persis seperti apa adanya, misalnya nama orang, nama tempat, nama zat, lambang, peristiwa sejarah, nama-nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Sebaliknya ada juga materi pembelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya tetapi dapat diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri (hafal parafrase). Yang penting siswa paham atau mengerti, misalnya paham inti isi Pembukaan UUD 1945, definisi saham, dalil Archimides, dan sebagainya.
2.      Menggunakan/mengaplikasikan (Use). Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami kemudian digunakan atau diaplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data adalah untuk dijadikan bukti dalam rangka pengambilan keputusan. Penggunaan materi konsep adalah untuk menyusun proposisi, dalil, atau rumus. Selain itu, penguasaan atas suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasi dan membedakan. Penerapan atau penggunaan prinsip adalah untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus lain. Penggunaan materi prosedur adalah untuk dikerjakan atau dipraktekkan. Penggunaan materi sikap adalah berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah dipelajari. Misalnya, siswa berhemat air dalam mandi dan mencuci setelah mendapatkan pelajaran tentang pentingnya bersikap hemat.
3.      Menemukan. Yang dimaksudkan penemuan (finding) di sini adalah menemukan cara memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat tinggi. Gagne (1987) menyebutnya sebagai penerapan strategi kognitif. Misalnya, setelah mempelajari hukum bejana berhubungan seorang siswa dapat membuat peralatan penyiram pot gantung menggunakan pipa-pipa paralon. Contoh lain, setelah mempelajari sifat-sifat angin yang mampu memutar baling-baling siswa dapat membuat protipe, model, atau maket sumur kincir angin untuk mendapatkan air tanah.
4.      Memilih. Memilih di sini menyangkut aspek afektif atau sikap. Yang dimaksudkan dengan memilih di sini adalah memilih untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Misalnya memilih membaca novel dari pada membaca tulisan ilmiah. Memilih menaati peraturan lalu lintas tetapi terlambat masuk sekolah atau memilih melanggar tetapi tidak terlambat, dan sebagainya.

J.      Materi Prasyarat, Perbaikan, dan Pengayaan
Dalam mempelajari materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar terdapat beberapa kemungkinan pada diri siswa, yaitu siswa belum siap bekal pengetahuannya, siswa mengalami kesulitan, atau siswa dengan cepat menguasai materi pembelajaran. Kemungkinan pertama siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat. Pengetahuan prasyarat adalah bekal pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan ajar baru. Misalnya, untuk mempelajari perkalian siswa harus sudah mempelajari penjumlahan. Untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan prasyarat, guru harus mengadakan tes prasyarat (prequisite test). Jika berdasar tes tersebut siswa belum memiliki pengetahuan prasyarat, maka siswa tersebut harus diberi materi atau bahan pembekalan. Bahan pembekalan (matrikulasi) dapat diambil dari materi atau modul di bawahnya. Dalam menghadapi kemungkinan kedua, yaitu siswa mengalami kesulitan atau hambatan dalam menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan materi perbaikan (remedial). Materi pembelajaran remedial disusun lebih sederhana, lebih rinci, diberi banyak penjelasan dan contoh agar mudah ditangkap oleh siswa. Untuk keperluan remedial perlu disediakan modul remidial. Dalam menghadapi kemungkinan ketiga, yaitu siswa dapat dengan cepat dan mudah menguasai materi pembelajaran, guru harus menyediakan bahan pengayaan (enrichment). Materi pengayaan berbentuk pendalaman dan perluasan. Materi pengayaan baik untuk pendalaman maupun perluasan wawasan dapat diambilkan dari buku rujukan lain yang relevan atau disediakan modul pengayaan. Selain pengayaan, perlu dipertimbangkan adanya akselerasi alami di mana siswa dimungkinkan untuk mengambil pelajaran berikutnya. Untuk keperluan ini perlu disediakan bahan atau modul akselerasi.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar akan mempengaruhi bahan yang dipelajari, proses yang dilaksanakan dan hasil yang diinginkan. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam belajar. Prses pembelajaran yang dituntut kurikulum saat ini adalah proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh aktifitas siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya. Untuk menunjang proses pembelajaran, bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan pembelajaran. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga memungkinkan siswa untuk belajar. Bentuk bahan ajar yang digunakan bahan ajar cetak, Audio Visual, multimedia, audio dan visual
B.     Saran
Guru harus senantiasa menjadi pembimbing dan pelatih yang baik bagi para mahasiswa serta guru harus selalu mempertimbangkan berapa banyak dari yang diajarkan itu masih diingat kelak oleh subjek belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/langkah-langkah-pemilihan-bahan-ajar/
Ibrahim dan Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2003. Teknologi Pengajaran. Bandung: SINAR BARU ALGENSINDO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar