Kamis, 06 Desember 2012

Menara Jam Mekkah Akan Menjadi Standar Waktu Dunia Menggantikan Greenwich?

Menara jam Mekkah telah dibangun di sekitar masjidil Haram Ka’bah.  Menara ini dirancang oleh sebuah perusahaan Jerman terkemuka, dan dikabarkan akan menjadi menara tertinggi di dunia. Menara ini dapat dilihat dari jarak tujuh kilometer. Menara jam besar ini akan berdiri setinggi 402 meter dan merupakan menara kelima dari proyek Raja Abdul Aziz yang menghadap Masjid Agung. Menara jam yang sedang dibangun ini dibuat dengan gaya arsitektur khas Islam. Banyak pihak menganggap bahwa nantinya keberadaan jam ini akan menggeser standard waktu GMT.
Jam yang ada di menara akan memiliki empat wajah – satu jam di setiap sisinya. Dua dari jam itu memiliki tinggi 80 meter, lebar 65 meter dan diameternya 39 meter. Nama Allah akan tertulis pada setiap jam di ke empat sisi. Dua jam dua lainnya memiliki tinggi 65 meter, lebar 43 meter dan diameter 25 meter. Dua lift juga dipersiapkan untuk membawa pengunjung ke balkon setinggi lima meter di bawah jam. Bangunan bersejarah ini juga akan membawa karya seni dekoratif Islam.
Jamnya sendiri ada di sebuah menara dengan puncaknya terdapat lengkungan bulan sabit sebagai lambang Islam. Menara ini akan dibangun setinggi 600 meter dan akan menjadi bangunan tertinggi kedua di dunia. Dari soal tinggi, Menara Jam Mekkah ini akan mengalahkan Big Ben. Big Ben tingginya cuma 94,8 meter dengan lebar 6,9 meter. Keunikan Menara Jam Mekah lainnya adalah setiap datang waktu salat, 21 ribu lampu hijau dan putih akan berpendar-pendar. Ini tanda untuk mengingatkan kaum muslimin untuk salat. Lampu ini bisa dilihat dari jarak 18 mil atau 28,8 kilometer.
Pembangunan monumen itu diharapkan  akan menjadi menara tertinggi di dunia – lebih tinggi dari istana Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Warsawa ibukota Polandia, menara Big Ben London, menara jam Rajabai di Mumbai dan menara Allen-Bradley di Milwaukee, Amerika Serikat.

Jadi Panutan Waktu Dunia

Supremasi standar waktu internasional Greenwich Mean Time kini mendapat tantangan dari jam raksasa yang dibangun di Mekkah. Pemerintah Arab Saudi berharap jam Menara Mekkah ini menjadi acuan 1,5 miliar muslim di dunia. Jam Menara Mekkah ini mulai berdetak pada Kamis ini, 12 Agusutus 2010, bersamaan dengan mulainya bulan Ramadan.  Menara Jam Mekkah ini sangat mirip dengan BigBen. Jam ini bisa dilihat dari empat arah. Jam ini lebarnya 45 meter ini akan diterangi dua juta lampu LED. Pada jam itu ada tulisan Arab besar “Dengan nama Allah.” Jam ini akan beroperasi dengan standar sendiri yakni Saudi Standar Waktu atau tiga jam lebih dulu ketimbang GMT.
Pendirian Menara Jam Mekkah ini juga bertujuan agar Mekkah menjadi patokan waktu dunia. Selama 125 tahun ini, dunia internasional hanya mengenal satu standar waktu yakni jam yang dihitung dari bujur 0 derajat yang melewati Observatorium Greenwich. Bila hal itu terjadi maka di masa mendatang seluruh umat muslim di dunia akan menyetel jam narunya berdasarkan rujukan jam Mekkah
Standar inilah yang ingin ditantang Mekkah. Menurut ulama Mesir Yusuf Qardawi, Mekkah lebih tepat ditetapkan menjadi poros bumi. Dalam talkshow Syariah dan Kehidupan, Yusuf menegaskan bahwa Mekka adalah meridian utama dan menjadi “titik keselarasan magnetis sempurna”. Dia mengklaim kota suci Mekkah adalah “nol zona magnet”. Data ini dikuatkan oleh beberapa temuan ilmuwan Arab seperti Abdul Basyit dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan bahwa tidak ada gaya magnet di Mekkah. “Itu sebabnya jika seseorang tinggal di sana atau melakukan perjalanan di sana, orang akan lebih sehat karena tak dipengaruhi magnet bumi,” katanya seperti dikutip Telegraph. Ilmuwan Barat menetang pernyataan tersebut. Mereka mencatat bahwa magnet Kutub Utara adalah fakta. Gaya itu melintasi garis bujur Kanada, Amerika Serikat, Meksiko dan Antartika.
Sejak lama, perbincangan dan perdebatan timbul mengenai penggunaan patokan waktu bagi internasional, antara GMT dan waktu Mekkah. Dalam kalangan ilmuwan di seluruh dunia, mengetahui Mekkah berada tepat diantara Kutub Selatan dan Kutub Utara bukanlah hal yang baru, namun nampaknya mereka lebih memilih menutup diri terhadap fakta tersebut, dan membiarkan “fakta” yang lain, bahwa GMT merupakan pusat bumi dan sekaligus sebagai patokan waktu internasional.
Sebelumnya, hasil dari sebuah studi baru yang berjudul “Bukti Mekkah sebagai pusat bumi”, waktu seharusnya mengadopsi dari “Mekkah” bukannya waktu dari “Greenwich.” Studi tersebut disusun oleh Dewan dunia untuk Dakwah Islam dan Kemanusiaan di Mesir, menyatakan bahwa adanya kebutuhan untuk menggunakan garis bujur Mekkah dan Madinah, dalam perhitungan waktu universal, bukan garis yang melewati Greenwich di London.
Direktur Jenderal Dewan, Dr Yehia Menteri: Penelitian ini didasarkan pada fakta dan penelitian ilmiah yang menegaskan bahwa mediasi Mekkah merupakan bagian daratan permukaan bumi. Kompleks Menara Jam Kerajaan Mekkah termasuk lebih dari 500 outlet perbelanjaan dan sudut penjualan makanan, apartemen mewah di lantai 30 dan 52, lima lantai kerajaan, dan 1.005 ruang Hotel Fairmont, yang meliputi 28 lantai lebih jauh. Terdapat 76 elevator secara keseluruhan. Mohammad Al-Arkubi mengatakan pada sebuah konferensi pers di Dubai bahwa 662 meter bangunan Jam Kerajaan Mekkah – tinggi tersebut melebihi bangunan tertinggi di Taipe, Taiwan dengan tinggi 508 meter – akan duduk di bawah sebuah puncak menara yang akan memegang reputasi sebagai ‘jam terbesar di dunia.’ Menara jam Mekkah juga akan berisi sebuah museum Islam dan observatorium astronomi yang dapat digunakan untuk tujuan ilmiah dan religius, juga akan menampilkan film-film dokumenter. Panjang jam setinggi 45 meter dan lebarnya 43 meter, menurut Al-arkubi jam Mekkah ini akan menjadi jam terbesar di dunia enam kali lebih besar dari jam Big Ben di London.
Struktur keseluruhan  adalah sekitar 11 meter lebih rendah dari pada Burj Khalifa Dubai dan akan menjadi pusat untuk sebuah kompleks hotel yang baru dan disebut Menara Abraj al-Bayt yang dibangun untuk pemerintah Arab Saudi oleh Grup Bin Laden dan diarahkan oleh Fairmont Hotel dan Resor. “Properti yang baru dikembangkan, Menara Jam Kerajaan Mekkah di Arab Saudi, akan menjadi sebuah kunci tujuan bagi para pengunjung dari Uni Emirat Arab dan Timur Tengah, memperkuat popularitas dari Fairmont Hotel dan Resor dengan para pengembara dari daerah-daerah tersebut,” grup hotel tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan. Kompleks bangunan tersebut akan diatur oleh Fairmont Hotels dan Resorts dan pendapatannya akan ditempatkan dalam sebuah “waqf”, atau kepercayaan Islami, yang disediakan untuk perkembangan dan pemeliharaan situs suci Muslim, Arkubi mengatakan. $180 juta Rose Rayhaan oleh Rotana di Jalan Sheikh Zayed, Dubai dibuka secara resmi pada 6 Januari dan telah diberi sertifikat sebagai hotel tertinggi di dunia oleh Guiness Book of World Records. Dengan adanya komplek menara jam tersebut, predikat hotel tertinggi terancam direbut.

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar